FastZers
silahkan login atau register dulu ya...!

Join the forum, it's quick and easy

FastZers
silahkan login atau register dulu ya...!
FastZers
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
FastZers

Sharing and intertainment Community


You are not connected. Please login or register

Mencintai Kehidupan Dan Hidup

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

1Mencintai Kehidupan Dan Hidup Empty Mencintai Kehidupan Dan Hidup Fri Jun 24, 2011 11:19 pm

Jaka-kentir

Jaka-kentir

Mencintai Kehidupan Dan Hidup

Mencintai Kehidupan Dan Hidup Stock-photo-an-old-woman-and-a-kid-holding-hands-together-49628500

Saat itu aku anak tunggal yang punya segala
sesuatu yang kuinginkan. Tapi bahkan seorang
anak kaya yang cantik dan manja pun juga bisa
merasa kesepian sekali-kali, jadi ketika ibu
memberitahuku bahwa ia hamil, aku benar-benar
luar biasa gembiranya, wuihhh... begitu penuh suka cita.



Aku mulai membayangkan kau, bakal betapa
bagusnya dan bagaimana kita ini akan selalu
bersama-sama dan kau akan begitu mirip
menyerupai aku. Jadi, ketika kau lahir, kuamati tangan-tanganmu
yang kecil mungil dan dengan bangga kau
kutontonkan pada sahabat-sahabatku.


Mereka
menyentuhmu dan kadang-kadang mencubitmu,
tapi kau tak pernah bereaksi. Waktu kau lima bulan,
beberapa hal mulai meresahkan ibu. Kau tampaknya begitu diam, hampir-hampir tak pernah
bergerak dan seakan mati rasa, dan tangismu itu
begitu aneh bunyinya, mirip-mirip seperti anak
kucing.


Akhirnya kami membawamu ke dokter. Sampai ke
dokter ketiga belas
mengamatimu tanpa suara dan berkata bahwa kau
mengidap sindroma
"cry du chat" (kri-du-sya) ---
(tangisnya kucing dalam Bahasa Perancis). Saat aku tanya apa artinya itu, ia menatapku, penuh
belas kasih dan dengan lembut berkata,

"Adikmu
tak pernah akan mampu berjalan atau bicara." Dokter itu bilang, ini suatu kondisi yang menimpa
satu dari 50.000
kelahiran, menyebabkan korban jadi terbelakang
dan cacat. Ibu jadi kaget sekali dan naik darah, ia
marah-marah.



Kupikir itu kurang adil. Waktu kami pulang, ibu menggendongmu dalam
tangannya dan mulai
menangis. Aku melihatmu dan menyadari bahwa
omongan-omongan akan beredar bahwa kau tak
normal. Jadi, untuk mempertahankan
popularitasku, aku lakukan apa yang tidak termakan akal sehat, kuanggap kau bukan lagi
milikku.


Ayah dan ibu tidak tahu soal ini, tapi aku
mengeraskan diriku agar tidak mencintaimu
selama kau tumbuh. Ibu dan ayah mengucurimu dengan cinta kasih
dan perhatian dan itu
membuatku pahit getir. Dan dengan berlalunya
tahun demi tahun, kepahitan itu berubah menjadi
kemarahan, dan kemudian menjadi kebencian.


Ibu
tak pernah melepaskan harapan terhadapmu. Ia tahu ia harus melakukan dan bertahan demi kamu.
Setiap kali ia letakkan mainanmu ke bawah, kau
akan bergulingan dan bukannya merangkak.
Kulihat hati ibu patah hancur setiap kali ia
menyimpan mainan mainanmu, dan mengikatkan
potongan plastik stirofom di perutmu agar kau tak bisa mengguling. Tapi kau tetap berjuang dan kau
menangis begitu menyayat hati dalam nada dan
bunyi yang teramat
memilukan hati, bunyi tangis anak kucing....


Tapi
meski demikian, ibu tetap bertahan dan pantang
menyerah. Lalu pada suatu hari, kau mengalahkan segala
omongan para doktermu soal kau cuma bisa
merangkak. Saat ibu melihat hal ini, ia tahu bahwa
kau akhirnya pasti akan bisa berjalan. Jadi saat kau
masih merangkak ketika usiamu sudah empat
tahun, ia menaruhmu di atas rumput cuma dengan memakai popok, tahu bahwa engkau tak senang
dan benci tiap kali merasakan tusukan rumput
pada kulitmu.


Lalu ia akan meninggalkan kau di
situ begitu saja. Aku terkadang mengawasimu dari jendela dan
bahkan tersenyum melihat ketidaksenanganmu.
Kau akan merangkak ke tepi jalan setapak, dan ibu
selalu mengembalikanmu. Lagi dan kembali lagi,
ibu mengulangi ini terus menerus di atas
rerumputan. Sampai pada suatu hari, ibu melihat kau, Patrick, mengangkat dirimu berdiri dan jalan
ter-tatih-tatih keluar dari rumput secepat kaki
kecilmu bisa mengangkatmu. Begitu penuh suka cita, ibu tertawa dan menangis,
memanggilku dan ayah agar datang.


Ayah
memelukmu dan menangis begitu bebasnya. Aku
mengawasi dari jendela kamar tidurku peristiwa
yang begini menyentuh dan meluluhkan hati ini.
Tahun-tahun berikutnya, ibu mengajarimu berbicara, membaca dan menulis. Sejak saat itu,
sekali-kali aku lihat kau berjalan di luar, menciumi
harumnya bunga-bunga, mengagumi burung-
burung , atau cuma bersenyum, tertawa
sendiri.........


Aku mulai melihat keindahan dunia di sekitarku,
kesederhanaan dan
kepolosan hidup ini dan segala keajaiban dunia ini
lewat matamu. Saat itu barulah aku menyadari
bahwa sesungguhnya engkau saudaraku dan tak
perduli betapa banyaknya aku berusaha untuk membencimu, aku tidak bisa sebab aku telah
tumbuh untuk mencintaimu. Hari-hari berikutnya,
kita kembali saling berhubungan.


Aku
membelikanmu mainan dan memberikan seluruh
cinta yang pernah bisa diberikan oleh seorang
kakak perempuan pada adik lakinya. Dan kau akan membalas mengimbaliku lewat senyum dan
dekapanmu. Tapi aku rasa, kau memang tak
ditakdirkan untuk benar-benar menjadi milik kami.


Pada hari ultahmu yang kesepuluh, kau rasakan
sakit kepala hebat.
Diagnosa para dokter? Leukemia. Ibu cuma
terperangah, napasnya begitu tersendat-sendat
dan ayah memeluknya, sementara itu aku
bergumul dan berjuang keras sekali untuk menahan keluarnya air mataku. Saat itulah, aku
begitu mencintaimu.

Dan aku tidak tahan untuk
pergi meninggalkanmu. Lalu para dokter memberitahu kami bahwa satu-
satunya harapanmu ialah transplantasi sumsum
tulang. Kamu menjadi subjek bagi pencarian donor
darah secara nasional.


Lalu, saat kami akhirnya
menemukan yang cocok, ternyata kau sudah
terlanjur demikian parah sakitnya. Dokter-dokter dengan berat hati membatalkan operasi itu. Sejak saat itu, kau menjalani kemoterapi dan
radiasi. Sampai pada
akhirnya, kau masih tetap meneruskan bertahan
menguber hidup. Hanya sekitar satu bulan sebelum
kau meninggalkan kami, kau minta padaku untuk
membuat sebuah daftar segala hal yang kau ingin lakukan apabila kau meninggalkan rumah sakit. Dua hari setelah daftar itu terselesaikan, kau
meminta agar dokter-dokter melepaskan kau
pulang. Di situ, kita makan es krim dan kue,
berlarian di rumput, menaikkan layangan, pergi
memancing, saling bergantian mengambil foto dan
membiarkan balon-balon gas lepas membubung pergi. Aku masih ingat pembicaraan terakhir kita
kok.


Kau malah ngomong, sekiranya kau mati, dan
a ku ini butuh pertolongan, aku bisa mengirimkan
suatu catatan terikat pada
benang ditambatkan di balon gas dan biarkan saja
terbang. Saat kau bilang itu, aku mulai menangis. Lalu engkau memelukku. Lalu, sekali lagi, untuk
terakhir kalinya, engkau jatuh sakit lagi. Malam terakhir itu, kau meminta air, kau minta
punggungmu digosok, kau jadi manja minta
diemong kayak bayi lagi.


Akhirnya, kau mengalami
kejang-kejang dibarengi air mata yang mengaliri
mukamu. Belakangan, di rumah sakit, kau berjuang
berusaha berbicara, tapi kata-katamu tak mau keluar. Aku tahu apa yang ingin kau katakan.

"Aku mendengar kok, omonganmu.."
aku berbisik.


Dan untuk terakhir
kalinya, aku berkata, "Aku akan selalu
mencintaimu dan aku tak pernah akan
melupakanmu. Janganlah takut ya... Kau sebentar
lagi akan bersama Tuhan di surga." Lalu, dengan air mata deras berderai, aku memandangi seorang
bocah laki-laki yang paling tabah yang pernah
kukenal, akhirnya berhenti bernafas.
Ayah, ibu, dan aku sendiri menangis dan menangis
terus sampai se-
akan tak ada lagi air mata tersisa. Patrick akhirnya kau hilang, pergi
meninggalkan kami semua.

Mulai saat itu, engkau
adalah sumber inspirasi bagiku. Kau
menunjukkanku bagaimana mencintai kehidupan
dan hidup, dan menghidupinya sepenuhnya. Dengan kesederhanaan dan kejujuranmu, kau
telah menunjukkan aku
sebuah dunia penuh cinta dan kepedulian. Dan
kaulah yang membuatku sadar bahwa hal yang
terpenting di dalam hidup ini ialah terus mengasihi
tanpa bertanya mengapa dan bagaimana dan tanpa menetapkan batas-batas apapun.


Dengan surat dan balon ini, aku terbang dan
layangkan cinta kasihku kepadamu. Terima kasih
padamu, adik kecilku, untuk segalanya...

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik